Tak Ada Pendiam yang Tak Tinggalkan Misteri

Tak ada pendiam yang tak tinggalkan misteri. Ketika ia berdiri atau duduk dalam diam, orang tak mudah tebak apa yang sebenarnya ia simpan. Sesekali ia berbicara namun tetap kata-kata yang terbatas itu tak mampu jawab tanya manusia tentang siapa dirinya.

Saya baru berkenalan dengan seorang pendiam. Seperti yang sudah-sudah, ketika berkenalan dengan para pendiam saya selalu lebih berhati-hati dalam produksi kata. Walaupun tidak mendadak saya ikut jadi pendiam sepertinya. Hanya lebih bersahaja. Saya harus selalu mempelajari siapa lawan bicara saya. Ini penting.

Saya sebenarnya bukanlah orang yang terlalu banyak bicara. Tapi saya bisa berbicara banyak jika suasana menghendaki. Dan sayangnya ceplosan kata terkadang mengalir dari alam bawah sadar. Saya kurang berhati-hati dalam merangkai kata. Saya sedang belajar.

Kali itu saya berkenalan dengan seseorang  yang berasal dari suatu Pondok terkenal di pulau Jawa. Awalnya saya tak tahu. Dia tampak begitu bersahaja. Penampilan beliau juga sangat sederhana. Tapi tatapan matanya sangat berbeda…. Tajam. Baru ketika teman saya memperkenalkan lebih jauh siapa fulan ini saya jadi tahu tentangnya.

Dia mempunyai hoby menulis, dan juga berfilsafat.. Saya jadi minder. Dan saya hanya mendengarkan cerita tentang dirinya sambil membaca dan mengoreksi transkrip tulisan yang baru dikeluarkannya dari ranselnya.

Seketika itu saya ingat ada Sya’ir yang senada dengan kejadian ini. Tentang “diam”. Yaitu syair pertama pada Qofiyah Al-Cha yang berjudul ash-Shumtu Hikmatun yang berarti “Diam itu bijaksana”. Tentu maksudnya adalah diam pada tempatnya. Begini bunyinya:

Jika diterjemahkan secara bebas. Sangat bebas 🙂

 Mereka berkata “Diamlah engkau!” karena mereka memusuhiku

Aku katakan bahwa bicaraku tentu akan membuka pintu keburukan

Diamku terhadap orang si jahil dan si pandir adalah kemuliaan

Dengannya aku menjaga tak merusak harga diriku

 

Apakah engkau tidak melihat seekor singa?

Bukankan ia disegani karena diamnya?

Dan coba kau lihat anjing yang hina itu

Sungguh ia dilempari batu karena gonggongannya

Kawan…  Tak ada pendiam yang tak tinggalkan misteri. Maka cobalah memiliki wibawa dengan tak banyak bicara yang tak berarti. Karena kita semua percaya bahwa: “Semua kata akan diperhitungkan kelak”.

Setelah kita mati.

Share

4 thoughts on “Tak Ada Pendiam yang Tak Tinggalkan Misteri

Leave a Reply to Amethyst Aiko Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *