Tradisi Ketupat dan Leppet disuasana yang Fitri

Tak terasa Idul fitri sudah 7 hari berlalu saatnya kembali merayakan lebaran yaitu Lebaran Ketupat.
Lebaran ketupat atau Tellasan Topa’ ada juga yang menyebutnya dengan Tellasan Tong Areh adalah lebaran yang dirayakan setelah selang 7 hari dari hari raya Idul fitri.  Mesti tak dinanti layaknya Idul Fitri tapi Lebaran kerap kali dijadikan patokan oleh banyak orang baik islami maupun orang China. Tradisi seperti ini masih dipegang teguh oleh sebagian orang jawa yang masih kejawen termasuk orang Madura.
Pada jaman dahulu seseorang tak akan kembali melakukan kegiatannya setelah idul Fitri sebelum merayakan lebaran ketupat. Biasanya lebaran ketupat diawali dengan rutinitas puasa sunnah di bulan syawal selama seminggu penuh dan ditutup dengan Lebaran.
hari raya ini ditandai dengan adanya Ketupat dan juga Leppet yang nantinya akan di antarkan ke tetangga.

Kenapa Ketupat dan Leppet??

Ketupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman janur yang berbentuk segi empat,
Masyarakat Madura punya tradisi mengajarkan cara membuat ketupat secara turun-temurun.  Jadi keluarga yang sudah bisa mengajarkan caranya kepada anggota keluarga yang lainnya sampai bisa, baik perempuan ataupun laki-laki. Namun, tradisi itu sudah mulai menghilang tergerus perubahan zaman. Banyak anggota keluarga yang sudah mulai enggan belajar membuat ketupat sendiri.
Begitupun anggota keluarga yang tahu cara membuat ketupat sudah enggan mengajarkan anggota keluarga yang lain, alasannya sederhana “untuk apa susah2 buat ketupat kalo sudah banyak yang jual, lebih praktis dan gak repot. eits tapi jangan salah aku bisa membuat ketupat dengan macam-macam bentuk loh…

tupat

Disamping membuat ketupat, masyarakat Madura merayakan hari rayanya dengan membuat “leppet”. “Leppet” adalah sejenis makanan yang wadahnya juga terbuat dari “janur” muda, tapi bentuknya berbeda dari ketupat.  “Leppet” dibuat dari janur yang diikat melingkar. Jika ketupat isinya beras, makanya “leppet” bahan dasarnya adalah beras ketan yang dicampur dengan parutan “nyeor” atau kelapa.

lepet
Dua makanan tersebut (ketupat dan “leppet”) adalah makanan spesial hari raya ketupat jadi memang harus ada Wajib.  Setelah dibuat dan siap dihidangkan ada lagi tradisinya, Ketupat dan Leppet ini harus di do’ain dulu sebelum dianterkan ke tetangga. jumlah ketupat yang dijadikan “Lasor” sebanyak 7 ketupat dan 7 leppet setelah itu baru boleh diantarkan ke tetangga. Ada beberapa alasan kenapa harus ada ketupat dan Leppet, diantaranya:

Simbol persatuan
Ketupat merupakan sebuah simbol kekuatan persatuan sebagaimana bentuk ketupat sendiri terbentuk dari ikatan kuat lewat rangkaian manis “janur”. Maka sudah sepantasnya kita sesama muslim membangun kekuatan ukhuwah islamiyah agar tak lagi bercerai berai menjadi bentuk dan kelompok sendiri yang berantakan tanpa bentuk yang jelas. “Janur” juga umum digunakan sebagai simbol penyatuan 2 insan yang akan mengikat tali pernikahan

Simbol silaturrahmi
Lewat ketupat ini masyarakat saling berbagi. Mempererat tali persaudaraan dan silaturrahmi. Kerabat yang satu berkunjung ke kerabat yang lain. Berbagi maaf, tawa, canda dan kebahagiaan. Memahami bahwa sebenarnya kita ada ditengah-tengah masyarakat dan harus mampu beradapatasi lewat jalinan berbagi ketupat

Simbol kebersaan dan solidaritas
Di sebagian daerah pada hari raya ketupat punya kebiasaan berkumpul di mesjid untuk berdzikir dan berdoa bersama-sama untuk kepentingan bersama, kepentingan umat dan negara. Sungguh nilai kepedulian luhur yang sudah sepantasnya dijaga. Bukan saatnya mempertajam perbedaan pendapat tapi mempersatukan nilai rasa sosial antar sesama.

Hayuukk.. Semoga kita bisa mengambil ajaran yang tersirat dari simbol Ketupat dan Leppet.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *