Cerita Tentang Hujan itu Kamu

Entah kenapa hujan identik dengan kenangan lalu air mata ? Mengapa hujan selalu menghadirkann sebuah kenangan dan itu terasa menyakitkan ? Apa karena kenangan itu juga identik dengan masa lalu ? Seindah apapun masa lalu apabila teringat pasti akan terasa menyakitkan karena takkan pernah terulang. Meski dengan milyaran uang dan emas termahal pun. Sesuatu yang takkan pernah bisa dibeli oleh uang dan emas salah satunya adalah waktu. Lebih-lebih orang-orang yang ada didalam kenangan itu telah berubah dan menghilang bahkan takkan pernah kembali lagi. Miris !

img_20161022_213918
Hujan …
Menghadirkan suatu cerita dan kesan yang berbeda-beda untuk setiap orang didunia ini, termasuk aku.

Hujan ? Hujan itu aku. Hujan itu kamu. Hujan itu kita. Hujan itu kepedihan. Hujan itu kebahagiaan. Hujan itu kehidupan. Hujan itu kematian. Hujan itu tangisan. Hujan itu keharuan. Hujan itu masa lalu … Hujan itu keromantisan. Hujan itu manis. Hujan itu pahit. Hujan itu … Hujan punya cerita.

Karena hadirnya hujan, tanaman bisa hidup tumbuh menjulang tinggi, meneduhkan.
Karena hadirnya hujan, petani tak perlu susah-susah mengairi sawahnya.
Karena hadirnya hujan, kebersamaan tercipta.
Karena hadirnya hujan, mereka merindukan kehangatan.
Karena hadirnya hujan, mereka merasakan pelukan.
Karena hadirnya hujan, aku dan kamu bercerita.
Karena adanya hujan, pelangi ada.

Aku suka bau khas yang tercipta karena hujan. Tak terdeskripsikan.
Malam ini hujan turun lagi. Membawa titik-titik yang terkadang menyedihkan dan kadang membahagiakan. Hujan juga tak pernah lupa untuk membawa bayanganmu serta cerita milik kita, dulu.
Malam ini, hujan membawa alam pikirku kembali tertuju pada sosokmu, cinta pertamaku. Ah … cinta pertama lagi ? Entahlah. Hujan membawaku kembali pada waktu dan tempat yang sempat kita singgahi dulu sebelum mengenal kata jarak. Hujan, taman, perosotan, rerumputan, sepeda, serta kebahagiaan. Mereka semua memeluk kita kala itu. Hujan menghadirkan senyum dan tawa nyata dalam cerita kita. Berlomba-lomba mengayuh pedal sepeda, tak peduli celana dan baju terciprat kotoran. Silih berganti menaiki tangga dan menuruni perosotan. Dengan senyum dan tawa yang terus terpancar, kita terlihat sangat dekat. Dekat sangat dekat. Tak berjarak. Hingga jarak dan waktu mengubah cerita itu semua menjadi kenangan yang terasa sangat pahit tapi begitu manis.

Share

2 thoughts on “Cerita Tentang Hujan itu Kamu

Leave a Reply to Kalkulator Grosir Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *