Menyibak Makna Dibalik Isra’ Mi’raj

isra_miraj

Isra’ Mi’raj sudah di depan mata, biasanya umat muslim bersuka-cita memperingati acara ini. Acara yang paling bersejarah untuk umat Islam. Acara ini diperingati  pada tanggal 27 bulan Rajab dengan pelbagai macam cara mulai dari lantunan Sholawat Nabi yang menyejukkan hati juga keesokan harinya biasanya melaksanakan puasa Sunah. Sebagaimana yang diiwayatkan oleh Rasullah SAW bahwa “Barang siapa berpuasa pada tanggal 27 Rajab/Isra’ Mi’raj akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa”.  Banyak hal yang tersirat dalam terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj ini jika dilihat dari sejarah islami.

Sebagai mana Sabda Rasulullah SAW: “Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s : “Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?” Maka berkata Jibril a.s : “Ya Muhammad, sungai ini adalah untuk orang membaca shalawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.

Peristiwa Isra Mi’raj dinilai sebagai tonggak sejarah peradaban baru manusia. Kejadian itu tidak hanya menceritakan kebesaran Allah Swt. Saat memperjalankan nabi-Nya dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik sekaligus mengangkatnya ke atas langit  (Sidratil Muntaha). dan kembali lagi ke tempatnya semula dalam satu malam,  tetapi juga bagaimana Nabi Muhammad saw. dan umat Islam diperintahkan untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu, yang menjadi makna Isra Mi’raj yang paling utama.

Walaupun terjadi dalam sekejap, tetapi memori Rasulullah SAW berhasil menyalin pengalaman spiritual yang amat padat di sana. Kalau dikumpulkan seluruh hadis Isra Mi’raj (baik sahih maupun tidak), maka tidak cukup sehari-semalam untuk menceritakannya. Mulai dari perjalanan horizontalnya (ke Masjid Aqsha) sampai perjalanan vertikalnya (ke Sidratil Muntaha). Pengalaman dan pemandangan dari langit pertama hingga langit ketujuh dan sampai ke puncak Sidratil Muntaha.

Peristiwa Isra Mi’raj

Ada beberapa peristiwa yang melingkupi Isra Mi’raj itu, selain hanya sekadar perjalanan dari Mekah ke Yerusalem dilanjutkan ke langit dengan kendaraan Buraq, tetapi tidak banyak orang yang mengetahuinya, yaitu:

  • Pembelahan dada Nabi Muhammad saw. yang kemudian disucikan dengan air zamzam oleh Malaikat Jibril di samping Ka’bah sebelum berangkat ke Yerussalem.
  • Nabi Muhammad saw. menjadi imam atas nabi-nabi terdahulu ketika shalat sunnah dua rakaat di Masjid Al-Aqsa.
  • Malaikat Jibril datang membawa dua gelas minuman yang berisi susu dan arak. Nabi Muhammad saw. memilih susu yang mengisyaratkan bahwa umat Islam tidak akan tersesat.
  • Di langit pertama, Nabi Muhammad saw. bertemu Nabi Adam as. Di langit kedua bertemu Nabi Isa as dan Nabi Yahya as. Di langit ketiga bertemu Nabi Yusuf as. Di langit keempat bertemu Nabi Idris as. Di langit kelima bertemu Nabi Harun as. Di langit keenam bertemu Nabi Musa as. Dan di langit ketujuh bertemu Nabi Ibrahim as.
  • Saat mendapatkan perintah shalat, Nabi Muhammad saw. Selalu berdiskusi dengan Nabi Musa as di langit keenam tentang bilangan shalat dalam sehari.

Makna Isra Mi’raj

Beberapa pakar agama Islam di Indonesia menjelaskan makna Isra Mi’raj sebagai berikut:

  • Isra Mi’raj adalah momentum bagi setiap Muslim untuk bermuhasabah dan meneguhkan komitmen dalam beragama, baik pada tataran individu maupun keumatan dan kemanusiaan secara umum.
  • Isra Mi’raj mengingatkan setiap Muslim bahwa Allah Mahakuasa untuk memberi jalan keluar bagi setiap persoalan yang kita hadapi.
  • Isra Mi’raj mengajarkan bahwa keunggulan Nabi Muhammad saw. Dan umatnya dibanding nabi dan umat lainnya tidak untuk dibanggakan, tetapi harus bisa diwujudkan dalam bentuk pengayoman.
  • Isra Mi’raj menuntut setiap Muslim untuk meningkatkan kualitas dan meningkatkan kegiatan untuk membangun kemaslahatan umat.
  • Namun, hikmah yang paling utama para peristiwa Isra Mi’raj adalah perintah shalat lima waktu. Oleh karena itu umat Islam harus mengintrospeksi shalat yang telah dilakukannya. Shalat adalah symbol    ketaatan dan loyalitas seorang hamba kepada Allah Swt. Shalat merupakan pengakuan diri seorang hamba atas keagungan dan kebesaran Allah Swt.
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *