Pilih Satu, Dua atau tidak sama sekali

Saat ini para calon presiden sedang berlomba-lomba bersuara di berbagai media untuk mendapatkan suara. Media social, televisi juga di pelbagai tempat mereka menyuarakan berbagai macam visi-misi dan juga janji-janji kepada rakyatnya. Banyak rakyat yang terpengaruh dengan janji-janji yang belum tentu kebenarannya, ada yang tiba-tiba menobatkan dirinya pendukung nomor satu ada juga yang nomor dua dan ada juga yang galau karena bingung mendengarkan visi misi dan janji manis calon penguasa negeri ini.

Untuk para penikmat media social sepertinya sudah menjadi makanan setiap hari tentang TimeLine yang berisi kampanye capres, para buzzer yang tidak mau kalah dengan buzzernya  Piala Dunia yang sama-sama lagi trending topic.

images

Namun dibalik semua itu ada satu sisi lain yang mungkin terlupakan. Meskipun diluar sana meributkan “Pilih ini atau pilih itu” ada sebagian orang yang tidak peduli bahkan mereka mungkin akan bilang “aku tidak mau memilih siapapun”.  Beberapa orang awam banyak yang berpendapat demikian, mereka banyak yang beranggapan siapapun nanti yang jadi presiden itu tidak akan merubah nasib mereka. Mereka akan tetap menjadi petani tak mungkin berganti jadi yang lain. Dan menurutnya “paling nanti ujung-ujungnya akan sama sembako naik, bensin naik, ongkos angkot naik”

golput

Lantas bagaimana mereka menyikapi hal yang seperti ini? Apa akan membiarkannya saja terus menerus dengan pikiran yang demikian, padahal mereka harusnya memiliki hak yang sama dengan yang lainnya.

Bahkan tidak sedikit  dari mereka itu sering berbicara tentang politik namun tidak mengerti realitanya, mereka hanya mampu berbicara menurut sepengetahuan mereka saja.

Trus,, bagaimana dengan kalian?

Share

2 thoughts on “Pilih Satu, Dua atau tidak sama sekali

  1. Kalau dulu golput adalah perlawanan, sekarang golput berarti membiarkan keangkaramurkaan berkuasa. Aku menolak golput kali ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *