Mitigasi Perubahan Iklim

Turut Serta Dalam Mitigasi Perubahan Iklim Dengan Bercocok Tanam

Tak terasa sudah setahun lebih pandemic ikutan hadir di bumi tercinta ini, banyak hal yang terjadi disekitar kita, bahkan tak sedikit orang-orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita disuasana pandemic ini, namun hal itu tidak lantas menyurutkan kita untuk tetap selalu bersyukur atas nikmat sehat hingga detik ini. Kata pepatah ada hikmah dibalik semua cobaan. Sejak covid kembali marak beberapa bulan lalu memaksa setiap orang untuk tinggal di rumah demi memutus mata rantai penyebaran virus, kondisi ini justru akan membuat kita bosan jika tidak pintar memanfaatkan waktu karena aktivitas akan jomplang dari biasanya.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan penat selama masa pandemic adalah bercocok tanam, tidak perlu lahan yang luas atau perkebunan yang rimbun untuk bercocok tanam cukup memanfaatkan lahan sekitar rumah saja, apalagi saat ini sudah mulai banyak penyedia pot-pot plastic yang dijual dengan harga ramah dikantong. Dan juga banyak aneka tanaman hias yang mulai muncul di feed yang semakin kesini rasanya semakin banyak teman-teman yang mengunggah aktivitas bercocok tanam disekitar rumahnya.

Tak harus tanaman hias mahal yang lagi naik daun yang kita pelihara, cukup tanaman biasa saja yang penting perawatannya selalu rutin nantinya juga pasti bagus. Sejatinya disekitar kita sudah banyak tanaman hias namun tidak terpelihara dengan baik akhirnya menjadi tanaman liar seperti Lidah mertua, keladi bahkan bunga-bunga lain yang tidak aku ketahui namanya. Yang akhirnya mulai naik daun dan terkenal karena pecintanya sudah mulai bermunculan dimasa pandemic ini. Seperti halnya yang aku lakukan dirumah, tanaman yang aku pelihara selain aku dapat dari sekitar rumah beberapa juga aku membeli secara online yang harganya jauh dari kata mahal, bahkan cendrung dibilang murahan karena aku membelinya mulai dari yang berupa bonggol ada juga yang berupa anakan bahkan tidak jarang yang berburu diskonan. Hal ini resikonya memang lebih tinggi daripada yang beli secara langsung ketempatnya.

Kegiatan bercocok tanam ini apabila dinikmati terasa sungguh menyenangkan. Apalagi ada yang bilang jika merawat tamanan tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kualitas lingkungan biar segar dan bersih , tapi juga bermanfaat untuk kesehatan mental yang konon katanya terapi ini sudah mulai dilakukan sejak abad ke-19 di AS. Selain dua manfaat penting itu rasanya sudah saatnya kita #MudaMudiBumi turut serta berkontribusi utuk melakukan mitigasi perubahan iklim, walaupun secara kasatnya mata manfaatnya tidak tampak sekaligus, karena lebih baik melakukan perubahan walaupun hanya dari sesuai yang kecil daripada tidak sama sekali.

Apa itu Mitigasi Perubahan Iklim?

Mitigasi adalah serangkaian upaya yang bisa lakukan untuk mengurangi resiko bencana, baik dilakukan secara fisik maupun penyadaran secara tidak langsung. Sehingga Mitigasi perubahan iklim merupakan suatu usaha yang bisa kita lakukan untuk mengurangi resiko pemanasan global yang ada dibumi ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim, hal kecil yang efeknya terlihat nyata adalah bercocok tanam disekitar rumah. Kegiatan ini sangat sederhana siapapun bisa melakukan namun manfaatnya terlihat nyata.

Apa yang Harus Diperhatikan dalam Bercocok Tanam

Dont Panic

Sebenarnya ini kembali ke pribadi masing-masing, ada beberapa orang yang bercocok tanam hanya mengikuti tren saja, sehingga terlalu memaksakan diri merawat berbagai tanaman hias yang harganya menjulang tinggi tapi tidak tau cara perawatannya.

Pilihan Media Tanam

sumber: pixabay

Dalam bercocok tanam hal utama yang harus kita perhatikan adalah media tanam yang akan kita pakai, karena kesalahan memilih media tanam akan berakibat tidak suburnya tanaman yang kita pelihara, yang paling bagus gunakan media tanam yang organik yamg dicampur dengan tanah biasa. Kita bisa membuat media tanam organic secara manual dari dedaunan kering dan sekam yang dibakar kemudian dicampur dengan serabut kelapa dan arang maupun membeli media tanam organic yang siap pakai. Saya bersumpah saat bercocok tanam saya lebih banyak menggunakan media tanam buatan sendiri daripada harus membeli diluar, sehingga media tanam yang kita pakai murni dari alam dan kembali ke alam, ini sebagai bentuk rasa syukur yang aku persembahkan #UntukmuBumiku

Jenis tanaman

Kenali jenis tanaman yang akan kita tanam, karena ada beberapa tanaman hias yang tidak mau terkena sinar matahari secara langsung. Intinya kenali apakah tanaman itu termasuk tanaman indoor apa outdoor. Karena jika kita salah maka tanaman kita akan mati secara perlahan.

Waktu menyiram

Frekuensi penyiraman tiap tanaman itu berbeda-beda, ada tamanan yang akan subur jika sering disiram namun ada juga tanaman yang justru hanya perlu disiram beberapa minggu sekali.

Perawatan Rutin

Tidak hanya wajah saja yang butuh perawatan rutin tapi tanaman juga. Jadi bukan hanya ditanam lantas dibiarin begitu saja tetapi juga harus dirawat. Dengan cara mencabut rumput-rumput liar, pemupukan dan juga pencarian hama karena bukan tidak mungkin ada hama nakal yang numpang hidup ditanaman yang kita pelihara.

Nah gimana?? Jika sekitar rumah kita sudah ditumbuhi beberapa tanaman hias secara rindang otomatis udara disekitar lingkungan kita juga segar, yuk #TimeforActionIndonesia agar Negara ini kembali rindang dan siap melakukan Mitigasi perubahan iklim, apalagi jika nanti yang kita tanam tidak hanya berupa tanaman hias tapi juga sayut-mayur dan buah lainnya.

Share

2 thoughts on “Turut Serta Dalam Mitigasi Perubahan Iklim Dengan Bercocok Tanam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *